Gaya Van der Waals
Antar
molekul yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan yang sangat kecil terdapat
gaya tarik menarik walaupun sangat lemah. Gaya tarik menarik itu dinamakan gaya
van der waals. Karena gaya ini sangat lemah maka zat yang mempunyai ikatan van
der waals akan mempunyai titik didih yang sangat rendah. Meskipun demikian gaya
van der waals bersifat permanen dan lebih kuat dari gaya london. Contoh gaya
van der waals terdapat pada senyawa hidrokarbon. Misalnya pada senyawa CH4.
Perbedaan keelektronegatifan C (2,5) dengan H (2,1) sangat kecil, yaitu sebesar
0,4.
Senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan van der waals
akan mempunyai titik didih sangat rendah, tetapi dengan bertambahnya Mr Ikatan
akan makin kuat sehingga titik didih lebih tinggi. Contohnya, titik didih C4H10>C3H8>C2H6>CH4.
Contoh lainnya terdapat pada Br2 dan I2. Br2
berwujud cair tetapi mudah menguap dan I2 berwujud gas tetapi mudah
menyublim. Hal ini disebabkan karena ikatan antara molekul Br2 dan I2
adalah ikatan van der waals.
Gaya Van der Waals terjadi akibat interaksi antara molekul-molekul
non-polar (Gaya London), antara molekul-molekul polar (Gaya dipol-dipol) atau
antara molekul non-polar dengan molekul polar (Gaya dipol-dipol terinduksi).
Berikut ini penjelasannya.
A.
Gaya Dipol-dipol
·
Merupakan gaya yang bekerja antara
molekul-molekul polar (senyawa kovalen polar), yaitu molekul-molekul yang
memiliki momen dipol.
·
Setiap senyawa kovalen polar memiliki dipol,
yaitu muatan yang terpolarisasi (terkutubkan) menjadi muatan positif dan
negatif.
·
Dipol-dipol yang berbeda akan saling
tarik-menarik, sedangkan yang berlawanan akan tolak-menolak. Makin besar momen
dipolnya, semakin kuat gayanya.
B.
Gaya Dipol Sesaat-Dipol
Terinduksi (Gaya dispersi London)
·
Gaya antarmolekul ini umumnya dimiliki senyawa
kovalen nonpolar yang tidak memiliki dipol (memiliki
muatan namun tidak terkutubkan).
·
Molekul-molekul pada senyawa kovalen nonpolar
tersusun dari inti atom dan elektron-elektron yang selalu bergerak bebas.
Karena elektron selalu bergerak, muatan pada molekul nonpolar akhirnya
terkutubkan (dipol sesaat) yang kemudian dapat menginduksi molekul nonpolar lainnya (dipol terinduksi).
·
Gaya antarmolekul ini dikenal dengan sebutan
gaya dispersi London.
Kemudahan suatu molekul untuk
membentuk dipol sesaat atau untuk menginduksi (mengimbas) suatu dipol disebut
polarisabilitas (keterpolaran).
Polarisabilitas ini berkaitan
dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Pada umumnya,
makin banyak jumlah elektron, makin mudah mengalami polarisasi. Karena jumlah
elektron berkaitan dengan Mr, maka semakin besar Mr, semakin kuat
gaya London.
Gaya dispersi London ini
termasuk gaya yang relatif lemah, karena interaksi yang terjadi adalah antar
molekul nonpolar. Contoh molekul yang mengalami gaya london diantaranya: gas
hidrogen, gas nitrogen, metana dan gas-gas mulia.
C.
Gaya Dipol-dipol terinduksi
Suatu molekul polar yang
berdekatan dengan molekul nonpolar, akan dapat menginduksi molekul nonpolar.
Akibatnya. Molekul nonpolar memiliki dipol terinduksi. Dipol dari molekul polar
akan saling tarik-menarik dengan dipol terinduksi dari molekul nonpolar. Contohnya
terjadi pada interaksi antara HCl (molekul polar) dengan Cl2
(molekul nonpolar).
Tautomer
Tautomet
adalah senyawa-senyawa organik yang
dapat melakukan reaksi antarubahan yang disebut tautomerisasi. Seperti yang umumnya
dijumpai, reaksi ini dihasilkan oleh perpindahan atom hidrogen atau proton yang diikuti dengan pergantian ikatan tunggal dengan ikatan ganda di sebelahnya. Dalam larutan di mana tautomerisasi dapat terjadi, kesetimbangan
kimia tautomer dapat dicapat. Rasio tautomer ini tergantung pada beberapa
faktor, meliputi temperatur, pelarut, dan pH. Konsep tatomer yang dapat melakukan
antarubahan dengan tautomerisasi disebut tautomerisme. Tautomerisme adalah kasus khusus dari isomersime
struktur dan memainkan peran yang penting dalam pemasangan basa dalam molekul DNA
dan RNAPasangan tautomer yang umum adalah:
amida
- asam imidat, misalnya selama reaksi hidrolisis nitril.
laktam - laktim, sebuah
tautomerisme amida-asam imidat pada cincin heterosiklik, misalnya pada nukleobasa guanina, timina, dan sitosina..
enamina
- enamina, misalnya selama reaksi enzim yang dikatalisasi oleh piridoksalfosfate.
Suatu senyawa karbonil dengan suatu hidrogen
alfa yang bersifat asam, dapat berada dalam dua bentuk yang disebut tautomer :
suatu tautomer keto dan sebuah tautomer enol. Tautomer adalah isomer-isomer yang berbeda satu dengan yang
lainnya hanya pada posisi ikatan rangkap dan sebuah atom hidrogen berhubungan.
Tautomer keto suatu senyawa karbonil mempunyai struktur karbonil seperti
diharapkan. Tautomer enol (dari
–ena+-ol) yang merupakan suatu alcohol vinilik, terbentuk dengan
serah-terima sebuah hidrogen asam dari karbon α ke oksigen karbonil. Karena
atom hidrogen berada dalam posisi yang berlainan, kedua bentuk tautometrik ini
bukanlah struktur-resonansi, melainkan dua struktur berlainan yang berada dalam
kesetimbangan. (harus diingat bahwa struktur-struktur resonansi berbeda hanya
dalam posisi elektron).
Kuantitas relative enol versus keto dalam suatu cairan
murni dapat diperkirakan dengan spektroskopi inframerah atau nmr. Aseton
terutama ada dalamketo (99,99% menurut prosedur titrasi khusus). Kebanyakan
aldehida dan keton yang sederhana juga terutama ada dalam bentuk keto; tetapi,
2,4-pentanadion terdiri dari 80% enol!
Bentuk enol tidak hanya memiliki ikatan rangkap
berkonjugasi, yang sedikit menambah kestabilan, tetapi juga memiliki susunan
yang sedemikian rupa sehingga mmemungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen
internal, yang membantu menstabilkan tautomer ini.
Tatomeri dapat mmempengaruhi kereaktivan suatu
senyawa. Suatu pengecualian terhadap sifat keton yang tidak mudah teroksidasi,
ialah oksidasi keton yang memiliki sekurang-kurangnya suatu hidrogen alfa.
Suatu keton yang dapat menjalani tautomeri dapat dioksidasi oleh
zat-pengoksidasi kuat pada ikatan rangkap karbon-karbon (dari) tautomer
enolnya. Rendemen reaksi ini tidak diguakan untuk kerja sinetik, tetapi
sering digunakan dalam penuturan struktur.
Sumber:
http://atom-green.blogspot.co.id/2013/10/tautomeri.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tautomer
makasih infonya, tapi maaf ini mau tanya, hubungan antara DNA dan RNA pada tautomer dengan organik fisik apa ya?? mohon penjelasannya yah
BalasHapusTerima kasih penjelasannya sudah cukup jelas dan sangat membantu
BalasHapusTerimakasih atas infonya, sangat membantu. Saya mau tanya, bagaimana tautomeri dapat mempengaruhi kereaktifan suatu senyawa?
BalasHapusTerima kasih atas infonya, penjelasannya sudah cukup jelas dan sangat membantu para pembaca.
BalasHapusterimakasih atas materinya sangat membantu :)
BalasHapusIya sama.sama.. Trimkasih jga atas kunjungannya
BalasHapus