Kurkumin
dan Beberapa Turunan Kurkumin Tersubstitusi pada C-4
Studi mengenai fenomena tautomeri
memiliki arti penting dalam perkembangan disiplin ilmu kimia (Civcir, 2000).
Dalam bidang kimia medisinal, studi mengenai fenomena tautomeri menjadi sangat
penting mengingat ikatan obat dengan enzim maupun dengan reseptor memiliki
sifat spesifik yang unik (Gringauz, 1997)
Kurkumin, senyawa yang terdapat
pada rhizoma tanaman Curcuma sp., (Tonnesen, 1989; Masuda dkk., 1992; Masuda
dkk., 1993) memiliki residu
diketo pada rantai karbonnya. Hal tersebut memungkinkan kurkumin
memiliki fenomena tautomeri keto-enol (Supardjan, 1999). Pada beberapa
penelitian terdahulu, dilaporkan bahwa kurkumin cenderung ditemukan pada bentuk
tautomer enol (Roughley and Whiting, 1973). Namun pada kurkumin tersubstitusi
alkil pada C-4 dilaporkan terjadi penurunan stabilitas tautomer enolnya.
Dilaporkan pula bahwa rasio tautomer keto : tautomer enol 4-nbutilkurkumin dan
4-benzilkurkumin dalam etanol adalah 1:1, bahkan 90% 4-isopropilkurkumin
ditemukan dalam bentuk tautomer keto (Pedersen dkk., 1985).
Kurkumin dan beberapa turunan
kurkumin tersubstitusi pada C-4 telah disintesis, dan dilaporkan aktivitas
antiinflamasi serta beberapa mekanisme molekuler aksi anti-inflamasinya
(antioksidan dan anti siklooksigenase). Dilaporkan juga bahwa senyawa-senyawa
tersebut berdasarkan analisis 1H-NMR (pelarut CDCl3), berada pada bentuk
tautomer enolnya, kecuali 4 isopropilkurkumin yang ditemukan pada bentuk tautomer keto.
Fenomena ini yang diduga dapat menjelaskan pengaruh substitusi C-4 kurkumin dengan
aktivitas antioksidan kurkumin dan turunannya tersebut (Supardjan, 1999).
Enade P.I., Supardjan A.M., dan Harno D.P. 2003. Kurkumin
dan Beberapa Turunan Kurkumin Tersubstitusi pada C-4. Majalah farmasi Indonesia.14(3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar