Rabu, 10 Mei 2017


Sintesis senyawa Eusiderin K dan Eusiderin J



Eusiderin adalah suatu senyawa yang dapat diisolasi dari tanaman yang banyak ditemukan di daerah Jambi yaitu Tanaman Pohon Bulian (Eusideroxylon zwageri).


          Menurut Afrida (2014), senyawa alkaloid banyak pada daun tanaman bulian, sedangkan menurut Harizon (2009) Eusiderin yang diisolasi dari batang kayu bulian dapat berpotensi sebagai bahan Biofungisida. Bulian (Eusideroxylon zwagerii T.et B) merupakan salah satu komoditas hutan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan. Penduduk di daerah ini menyebutnya bulian, ulin, talin atau unglen. Tumbuhan ini tumbuh di habitatnya yang berupa hutan-hutan dataran rendah hingga mencapai ketinggian 400 m di atas permukaan laut, pada tanah-tanah yang mudah meresap air. Berdasarkan uji fitokimia yang telah dilakukan, ternyata kayu ini mengandung senyawa fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, steroid dan terpenoid.

Eusiderin J dan Eusiderin K disintesis dengan material start adalah pyrogallol, pada prosesnya terdapat kesulitan dalam mensintesis komponen C6-C3 sehingga digunakanlah proses penyusunan kembali reaksi Claisen. Seiring dengan semakin berkembangnya penelitian dibidang sintesis, (±)-Eusiderin J dan (±)-Eusiderin K dapat diisolasi dari tanaman Licaria chrysoppyla karna banyak mengandung 1,4-benzodioxane.


Dikembangkan rute sintetis yang mudah sehingga menghasilkan (±)-Eusiderin K and (±)-Eusiderin J, di mana pada reaksi Claisen Rearrangement digunakan untuk mengganti gugus aril 4-hidroksi-3,5-dimetoksi aril (5) dan 3,4-dihidroksi-5-metoksi aril (9). Seperti ditunjukkan pada Skema 1, pyrogallol mudah diubah menjadi trimetil Pyrogallol (2). Perlakuan 2 dengan ZnCl2 dan asam propionat memberikan 2,6-Dimetoksi fenol (3) pada hasil 81 %. Pada senyawa 4, didapat hasil kuantitatif belakang dengan reaksi 3 dengan alil bromida, digunakan Ke Claisen Rearrangement dalam tabung tertutup untuk menghasilkan senyawa (5)  dengan hasil >99%. Senyawa 5 direaksikan dengan PdCl2 dalam metanol untuk menghasilkan senyawa (6) pada Hasil 88%.


Tahap 1

Ini adalah senyawa awal atau di kenal dengan material stat. Yang mana di reaksikan dengan metil.

Tahap 2

Proses penghilangan dimetilasi pada posis 4, terjadinya proses terdemetilisasi, adanya efek induksi hidrogen, sehinggga senyawa tidak stabil.

Tahp 3

Atom H akan mudah terikat pada asam propionat.

Tahap 4

Penambahan alil bromida dan k2CO3 berfungsi untuk memutus Br sehingga senyawa alil bromida menjadi Br. Bagian Oh pada senyawa 3 karena adanya interaksi antara molekul akan terbentuk eter, dan menjadi reaksi clasian reagenerat sehingga gugus tersebut pindah ke posisi para (1,4) pada senyawa 5.

Tahap 5

Terjadi penyusunan ulang atau di kenal dengan penstabilan senyawa.



Sumber:

Jin, X., Gu, W., Bie, P., Ren, X., dan Pan, X. ”Total Synthesis Of (±)-Eusiderin K and (±)-Eusiderin J”. Journal Synthetic Communications. Vol.31 No.6.

Badariah. 2013. “isolasi alkaloid bersifat antimakan pada kayu bulian (Eusideroxylon zwageri T et B). Prosiding semirata FMIPA, Universotas Lampung.




THE TOTAL SYNTHESIS OF RESERPINE



Reserpine merupakan obat yang disebut rauwolfia alkaloid. Reserpine bekerja dengan cara mengurangi jumlah zat kimia tertentu dalam otak (misalnya norepinephrine dan serotonin), yang mana membantu merendahkan tekanan darah dan mengurangi peradangan pada pasien yang memiliki masalah mental tertentu.

Dalam segi medis reserpine merupakan obat yang disebut rauwolfia alkaloid. Reserpine bekerja dengan cara mengurangi jumlah zat kimia tertentu dalam otak (misalnya norepinephrine dan serotonin), yang mana membantu merendahkan tekanan darah dan mengurangi peradangan pada pasien yang memiliki masalah mental tertentu.

Akar Pule Pandak mengandung alkoloid reserpine yang berfungsi sebagai obat anti Hipertensi (tekanan darah tinggi) dan obat penenang. Akarnya mengandung tidak kurangdari 20 macam alkoloid dan total ekstrak dari akarnya berkhasiat sebagai obat hipertensi, aprodisiaka dan gangguan neuropsikiatrik. Akarnya hingga kini sering digunakan dalam pengobatan tradisional dan modern (Rosita, dkk, 1991). Kandungan alkoloid yang utama adalah reserpine (Bisset dan Soerohaldoko,1958). Kebutuhan bahan baku obat Pule Pandak untuk industri jamu danfarmasi semakin meningkat sementara laju pemanenan terjadi lebih cepat dari laju kemampuan alam untuk memulihkan populasinya. Nilai manfaat dan ekonomi yang tinggi akan tetapi tingkat kelangkaan yang semakin tinggi pula. Oleh sebab itulah perlu dilakukan suatu usaha untuk dapat mengurangi tekanan terhadap populasi Pule pandak di alam serta sekaligus memenuhi permintaan bahan baku obat yang berasal dari pule pandak.
 
Gambar Tanaman Dari Rauwolfia
Sintesis Reserpin


Adapun tahapan untuk Proses sintesis reserpine dilakukan pada 3 tahap yaitu :

Tahap 1



Tahap 2


Tahap 3


Sumber
Lestari, E.G. dan I. Mariska, 2001. Perbanyakan dan Penyimpanan Tanaman
Rauvolfia Serpentina Secara in Vitro. Buletin Plasma Nutfah. 7 (1) : 40-45.



Rabu, 03 Mei 2017

Total Sintesis Senyawa Cortisone

Kortison adalah suatu hormon steroid yang mempunyai nama kimia: 17-hydroxy-11-dehydrocortisosterone. Hormon ini dilepaskan oleh kelenjar adrenal sebagai respons terhadap adanya stres. Kortison merupakan suatu produk akhir dari proses yang disebut sebagai steroidgenesis. Proses dimulai dengan dibentuknya Kolesterol dan akhirnya terbentuk hormon steroid. Salah satu hasil akhirnya adalah kortisolKortisolmempunyai keaktifan glukocortikoid yang lebih besar dari pada kortison. Kortison juga merupakan molekul inaktip dari hormon kortisol. Kortisol juga dikenal sebagai hydrokortison.


Gambar 1. Senyawa Cortisone
Hormon dapat diberikan secara intravena, melalui mulut, disuntikkan ke dalam sendi dan melalui kulit. Fungsi Kortison adalah sebagai berikut:
1.      Hormon Kortison dan hormon Adrenalin merupakan hormon utama yang dilepas oleh kelenjar adrenal sebagai respons terhadap adanya suatu stres. Hormon ini akan menaikkan tekanan darah dan sebagai persiapan tubuh untuk melawan stres;
2.      Kortison akan menekan sistim kekebalan tubuh dan akan menekan reaksi peradangan sendi lutut, siku dan bahu, mengurang rasa nyeri dan pembengkakan pada tempat dimana ada luka. Penggunaan dalam jangka lama akan memberikan efek samping yang serius seperti muka yang menjadi bundar (moon face);
3.      Kortison juga dapat digunakan untuk menekan respons kekebalan penderita dengan penyakit autoimun atau digunakan pada transplantasi organ tubuh untuk menekan reaksi penolakan jaringan;
4.      Kortison tidak mengurangi lamanya infeksi suatu virus tetapi digunakan murni untuk membuat penderita nyaman saat berbicara atau menelan makanan sebagai akibat adanya penyakit Mononukleosus yang menyebabkan pembengkakan tenggorokan.
            Kortison tablet dalam bentuk Kortison asetat,  dosis per hari 25 – 200 mg, diberikan sehari 4 kali pemberian atau setiap 6 jam sekali. Saat ini jarang dipakai dalam klinik kecuali untuk penyakit Addison yang diakibatkan oleh kurang berfungsinya kelenjar Adrenal.
Kelainan atau efek samping  pemberi nan hormon Kortison bersifat sistemik ke seluruh tubuh seperti:
1.      Kadar gula darah yang meninggi;
2.      Resisten terhadap hormon insulin;
3.      Penyakikt kencing manis (diabetes mellitus);
4.      Keropos tulang (osteoporosis);
5.      Rasa cemas;
6.      Rasa depresi;
7.      Tidak datang haid (amenorrhoea);
8.      Katarak (kekeruhan) pada lensa mata;
9.      Glaukoma (peninggian tekanan bola mata).
Adapun penjabaran dari sintesis total cortisone ialah :


·                     ·         Pembentukan 1 cincin (cincin C) menjadi 2 cincin (Cincin C dan cincin D)

Pada tahap ini terjadi reaksi Diels-Alder yaitu salah satu cara membuat cincin pada sintesis organik. Reaksi Diels-Alder berlangsung antara diena terkonjugasi (1) dengan suatu dienofil (2).Selain alkena, alkuna (3) juga dapat bertindak sebagai dienofil.




·                     ·         Reduksi keton dengan reagen LiAlH4

Reduksi keton (adisi hydrogen) menghasilkan alcohol sekunder.
H yang bersifat aktif ialah H yang bermuatan negative. H tersebutlah yang akan mereduksi keton pada cincin D menjadi alcohol (OH).




·                     ·         Pembentukan cincin lingkar B (melalui reaksi Anulasi Robinson) (cincin Dà B)

Anulasi Robinson melibatkan keton α,β-takjenuh dan sebuah gugus karbonil. Keton yang digunakan ialah berasal dari senyawa 3-pentenon.

3-pentenon


Digunakan aseton ialah sebagai reagen. Dan pembentukan ketal sendiri untuk protecting C=C.


·                     ·         Pembentukan cincin A dari cincin B

Proses pembentukan cincin A menggunakan reagen 2-butenon


2-butenon




·                     ·         Cincin D mengalami degradasi dari cincin 6 ke cincin 5